P . H . P

P.H.P
Karya: Nirmala Putri

       Mentari menegurku seakan mengingatkan diriku bahwa kini dia kembali di sela-sela cerita hidupku, ya dia seorang yang sederhana tapi sulit untuk aku pahami sifatnya.
       Berawal dari sebuah acara di desa sahabatku sekitar 3 tahun yang lalu, dari itu aku mulai mengenal dia dan kami juga mulai berkomunikasi. Sama seperti anak remaja lainnya aku dan sahabatku mulai membahas tentang dia saat jam istirahat di sekolah.
       “Fan, aku tau dimana dia, banyak yang bilang kalau dia itu playboy. Jangan terlalu percaya apa katanya ya?” ucap sabahatku billa.
       “Iya, santai saja Bill” jawabku.
     Dari perkenalan itu aku mulai menjaga perasaanku untuk tidak terlalu hanyut dalam setiap kata-kata manisnya. Tetapi hari ini di sekolah ada tugas praktek renang, tapi aku sampai rela bolos di jam olah raga cuma karena dia. Sampai dimana tempat yang kami janjikan aku tak melihat dia, pikirku di mungkin masih di perjalanan. Sudah cukup lama aku menunggu tapi tidak ada tanda-tanda dia datang, karena aku penasaran aku langsung saja menghubungi dia, tapi apa jawabnya dengan santai dia bilang masih di sekolah. itu pertama kalinya janji yang dia buat ingkari, dan jujur saja aku sedikit sakit hati. Komunikasi aku dan dia tidak cukup lama hanya beberapa bulan saja. Setelah beberapa bulan kami tidak komunikasi eh dia malah hadir lagi. Dan sebenarnya aku tau di udah punya pacar, dan pacarnya adalah kakak kelasku sendiri. WOW ku sampai berfikir berarti ini cowok suka bohongi cewek-cewek yang di dekatinya.
      “Bill, si Dika sms aku lagi ni”. Ujarku
      “Yah, kalau dia gak usah diopeni, kan kita tahu dia seperti apa”. Jawabnya
komunikasi kami mulai lancar lagi dan jujur ngomong sama dia itu nyambung dan orangnya asik diajak ngobrol. Kata-kata gombal gak pernah jauh dari setiap ucapannya walau kami berkomunikasi lewat sms. Dia sering ngajak aku untuk ketemuan dan jalan bareng tapi semenjak janji ketemuan dulu gak dia tepati aku jadi malas aja, entar dia bohongi aku lagi, ya gak maulah.
      Kedekatan kami mulai terasa, dan suatu saat dia bilang “Fan, gimana kalau kita pacaran?” tanya Dika. Jelas saja aku langsung tertawa membaca sms itu, mungkin dia pikir aku gak kenal sama dia, aku tak terlalu memikirkan ucapan itu, tapi karena ke empat sahabatku tau aku dekat dengan dia mereka selalu saja ngegombal aku soal dia.
     Memang aku tau belum lama ini dia putus dengan pacarnya, dan kadang-kadang aku berfikir jangan – jangan dia jadiin aku pelampiasan aja, yang sukanya datang terus menghilang.
     Tepat diawal tahun aku udah duduk dibangku kelas 3 SMK, dia lagi siapa lagi kalau bukan Dika, seperti biasa komunikasi kami lancar lagi, dan tepat dua minggu lagi ulang tahunku dia sempat janji untuk kesekian kalinya.
      “Fan, kapan kamu ulang tahun?” tanya Dika.
      “Dua minggu lagi” jawabku.
      “Wahh, itu kan sebelum hari valentine ya?” tanya Dika.
      “Iya, emang kenapa sih?” tegasku.
     “Berarti aku harus punya dua kado nih, satu untuk ulang tahun kamu, satu lagi untuk hari valentine iya kan?” ucapnya.
      “Ya, terserah” jawabku.
     Dalam hati aku tidak terlalu berharap dengan janjinya, eh bener aja pas ulang tahunku jangankan kado, ucapkan selamat aja nggak, gimana ini orang mau dipercaya kalau janji aja nggak ditepati, hal itu yang membuatku sakit dan marah tapi aku ngak punya hak lebih untuk itu, aku juga nggak akan percaya lagi sama janji-janji palsunya itu, lebih baik aku nyerah dan ninggalkan hubunganku dengan DIKA>>>>>.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rindu Malam

SEBATAS TEMAN

Water Ghost