CInta Segi Tiga
Cinta
Segi Tiga
Karya:
Gusdinato
“Teng
tong teng tong tong teng tong teng” bel masuk kelas berbunyi
seluruh siswa berbaris di depan kelas untuk bersiap masuk kelas,
sebelum masuk mereka melepas sepatu karena sekarang sedang musim
hujan sehingga diperlukan kerja ekstra jika sepatu dipakai ke dalam
kelas. Terdengar suara lantang dari tengah lapangan bagi seluruh
siswa-siswi yang belum membereskan kelas/kelas masih kotor untuk
membersihkan terlebih dahulu sebelum guru mata pelajaran jam pertama
masuk kelas.
Suara
itu terdengar biasa bagi kami karena hampir setiap hari ibu guru BP
mengintruksikan seperti itu, dan kami sebagai anak yang baik
menuruti. Karena ada pepatah yang mengatakan, “Rajin pangkal
pandai, hemat pangkal kaya, dan Bersih pangkal sehat”. kebersihan
sebagian dari iman itu yang menjadi keyakinan kami untuk selalu
menjalankan hidup sehat dan bersih. Satu persatu siswa masuk kelas
dan memberihkan kelas yang masih kotor dengan sampah pelastik makanan
yang berantakan, entah siapa yang membuang bungkus makan ini di kelas
Rani, kelas yang setiap hari senin mendapat predikat kelas terbersih.
“Aduhhh......
Siapa sih yang membuang sampah di kelas ku?” gumam Rani dalam hati
sambil menggerutu. Tapi dengan tangan ringannya Rani mengambil sapu
dan mulai memberihkan sampah yang berserakan di lantai, satu demi
satu sampah diambilnya dan diletakkan di tongsampah di halaman
kelasnya.
Ada
satu temannya yang setia membantunya membersihkan kelas namanya Dika,
setip hari mereka memberihkan kelas sebelum guru masuk kelas tapi
teman piket harian yang lainnya pun membantu tapi hanya sebagian saja
yang menjelaninya. Meski hanya berdua yang capek tapi mereka cukup
senang malakukannya karena dengan begitu kelas akan nyaman untuk
belajar apa lagi jam pertama mata pelajaran SAIN yang membutuhkan
kenyamanan.
“TIO,,,,
cepat masuk guru sudah mau ke kelas” teriak Dela sambil memegang
gagang pintu yang nantinya secepat kilat akan ditutupnya, sambil
terengah-engah Tio berterima kasih sama Dela “Thank DEl, sudah
kasih tau guru mau masuk”. udah lah brow santai aja kita kan
bestfrend.”Kamu dari mana aja sih ko bisa telat masuk kelas?”
tanya Dela, “Aku bangun kesiangan DEl”. pantas saja kamu kan tiap
malam keluyuan kagak jelas juntrungannya.
Rani
sesekali bertanya sama Dika, “DIK ko kamu mau sih tiap hari bantuin
aku, padahalkan kamu bisa saja biarkan aku kerjain ini sendirian”.
“Ngak apa-apa lagi pula aku liat teman yang lain tak ada yang mau
membantu kamu, bukannya gimana-gimana tapi aku takut kalau kamu
kecapean, terus mama kamu juga pernah bilang kalau kamu kecapean suka
pingsan dadakan”. jawab Dika sambil memasukan sampah ke tong
sampah.
“makasih
ya DIK kamu teman yang baik”.
Setelah
beres semua mereka berdua pun mencuci tangan dan masuk kelas untuk
belajar mata pelajaran SAIN, guru membagi kami dalam kelompok aku
senang bisa satu kelompok dengan Dani, cowok yang paling ganteng di
kelas menurutku tapi teman-teman sering mengejeknya karena dia suka
jahil dan suka bikin Cewe kelas Baper dengan rayuan gombal yang
sering ia lontarkan, misalnya ---Kamu Cantik alangkah lebih cantik
jika kau duduk berdua bersamaku---- itu kalimat andalan yang sering
sekali Dani katakan kepadaku dan teman yang lainnya. Aku sempat sirik
sama Rani karna dia selalu mendapat Ranking pertama di kelas dan Dika
selalu bersama Rani sepertinya mereka ada hubungan tapi mereka tak
pernah mengakuinya padahal mereka berdua sering sekali bersama,
kadang aku berfikir seandainya aku bisa seperti Rani mungkin Dika
atau bahkan Dani bisa menjadi pacarku..... haay ngayal kali ya anak
bodoh kayak aku harusnya banyak banyak belajar bukan malah mikirin
pacaran.
Bel
jam pertama sudah habis sudah saatnya masing-masing kelompok
mempresntasikan hasil diskusinya, kebetulan kelompok kami mendapat
giliran pertama untuk presentasi tentang tanaman monokotil, aku
sanatai saja sebenarnya karna sudah pasti Dani yang memaparkan hasil
kelompok tapi tidak untuk hari ini dia menyuruh aku untuk membacakan
hasil pengamatan.
“Ririn
kamu saja yang presentasi” ujar Dani. “Loh kok aku bukannya
biasanya kamu yang presentasi kenapa mesti aku”. dengan sedikit
malu-maluu akuu mulai membacakan hasil kelompok, dengan hati yang
berdebar-debar karena ini pertama kalinya aku memandang Dika sedekat
ini, tepat di depan aku Dika menatap dengan tatapan yang sangat tajam
penuh tanda tanya. Karna tatapan itu maka tambah berdebarlah hati ini
semakin lama semakin tak karuan kalau anak bilang SALTING katanya.
Dua
tahun yang lalu Dika masuk ke kelas ini, dia anak pindahan dari
Cimahi dia memperkenalkan diri dengan menyebutkan kalau dia pindah
kesekolah ini karena ayahnya dipindahkan kerja ke Bandung jadi mau
tidak mau dia pindah sekolah mengikuti ayahnya. Ibunya adalah seorang
guru Tk jadi ibunyapun pindah mengikuti suaminya. Setelah perkenalan
itu ada rasa yang tidak jelas dalam hati ini tapi aku belum tahu
kalau itu yang dinamakan cinta pada pandangan pertama. Ibu guru
mempersilahkan Dika duduk di sebelah Rani padahal bangku sebelah ku
pun kosong, dari situlah aku mulai tak suka sama Rani harusnya aku
tidak boleh seperti itu tapi apa mau dikata hati ini tetap tak mau
menerima kalau Dika jatuh ke bangku / bahkan pelukan Rani.
Kini
genap dua tahun kita bersama, tapi dua tahun pula aku memendam rasa
ini sampai kadang aku berprasangka buruk sama Rani apa si Rani itu
menggunakan pelet sehingga dia tidak bisa berpaling kepadaku barang
hanya untuk menyapa selamat pagi.
“Rani
kamu lagi dekat sama siapa?” tanya Dika tiba-tiba. Dengan raut
wajah yang penuh tanda tanya Rani mengerutkan dahinya. “Kamu nanya
apa tadi, ga biasanya kamu bertanya hal semacam itu”.
“Rani
aku suka sama kamu, sejak awal kita ketemu dua tahun lalu aku sudah
memendam rasa suka sama kamu”. tiba-tiba Dika mengatakan itu.
Sebenarnya Rani pun suka sama Dika tapi di bingung apa jadinya jika
Dani tahu kalau mereka sekarang sudah pacaran, “Tapi apa salahnya
jika aku terima Dika, toh hubungan aku sama Dani lagi kacau udah
jarang komunikasi secara intens meski hanya menanyakan udah makan apa
belum”. Rani mengangguk! “Kamu menerima aku Ran”, tanya Dika.
“Ia
kita coba menjalani hubungan ini, tapi aku minta kamu jangan
menunjukan kalau kita sudah jadian di lingkungan sekolah”. Baik
Dika dengan penuh kegembiraan mengangguk dan sesekali mengucapkan
Alahamdulillah.
Tak
terasa jam pelajaran SAIN selesai, guru pun mengisaratkan kalau
minggu depan akan diadakan tes dadakan untuk mengukur keberhasilan
belajar siswa. Mata pelajaran yang lainnya pun masuk dengan berbagai
materi dan tugas diakhir pembelajaran. Saking senangnya Rani bisa
jadian dengan Dika membuat Ririn cemburu dan mulai menyusun strategi
agar mereka berdua putus, dengan berbagai macam cara dan informasi
yang dapat mengandu domba mereka.
“tttteeeeeettttt.....ttteeeeettttt....”
bel pulang sekolah berbunyi.
“ Ran,
kita pulang bareng yuk?” pinta Dika.
“Jangan
sekarang Dik, aku udah ada janji sama Dani hari ini!”
“Ouh...
ya udah kalau gitu aku pulang duluan”. Dahhh Rani hati-hati di
jalan.
Padahal
Rani ingin sekali pulang bareng Dika tapi dia sudah ada janji sama
Dani untuk membahas hubungan mereka bagaimana, Dika melaju begitu
saja dengan motor jadulnya meninggalkan kerumunan siswa yang keluar
gerbang sekolah.
“Hai
Ran” tengok-tengok siapa yang memanggil.
“Ekh...
kamu Dani, jadi kita makan siang bersama?” tanya Rani.
“Jadi
Dong, ku sudah boking tempat buat kita”. jawab Dani
Motor
pun melaju melalaui berbagai lampu merah, melibas kemacetan kota
bandung dan kerumunan angkot yang sedang menunggu anak sekolah yang
keluar. Tak terasa kami tiba di tempat yang sudah di pesan Dani, Rani
kaget banyak sekali bunga mawar di mana-mana tapi hanya ada satu meja
yang tak di hias apapun, Dani mengajak kesana dan duduk lalu
dipegangnya tangan Rani sambil mengucapkan, “Ran, aku minta maaf
selama ini aku cuek bukan apa-apa, karna aku ingin tahu sejauh mana
kamu mencintai aku”. hah jadi ini rencana kamu, ia ini rencana aku.
Kini aku yakin kalau kamu pacar tebaik yang pernah ada. Dalam keadaan
senang dan bahagia Rani merenung apa jadinya kalau Dika tau kalau
Rani sudah memperbaiki hubungannya dengan Dani sudah membaik.
Dengan
penuh rasa bersalah dia memohon pada tuhan agar semua perbuatan dia
itu tidak diketahui Dika, alangkah malah nasib Rani disana ada Ririn
yang kebetulan datang dan dengan sigap Ririn mengambil ponselnya dan
membagikan foto itu di grup kelas, alangkah marahnya Dika melihat
foto itu dan pada akhirnya Dika memutuskan Rani dan Dani pun
memutuskan Rani jadi itulah akibatnya jika menjalani hubungan tidak
setia pada satu pasangan atau cinta segi tiga.
Comments
Post a Comment